Selayang pandang GEREJA PANTEKOSTA di INDONESIA
Berdirinya Gereja Pantekosta di Indonesia tidak terlepas dari kedatangan dua keluarga missionaris dari Gereja Bethel Temple Seattle, USA ke Indonesia pada tahun 1921 yaitu Rev. Cornelius Groesbeek dan Rev. Richard Van Klaveren keturunan Belanda yang berimigrasi ke Amerika. Dari Bali maka pelayanan beralih ke Surabaya di pulau Jawa tahun 1922, kemudian ke kota minyak Cepu pada tahun 1923. Di kota inilah F.G Van Gessel pegawai BPM bertobat dan dipenuhkan Roh Kudus disertai/disusul banyak putera – puteri Indonesia lainnya antara lain : H.N. Runkat, J. Repi, A. Tambuwun, J. Lumenta, E. Lesnusa, G.A Yokom, R.Mangindaan, W. Mamahit, S.I.P Lumoindong dan A.E. Siwi yang kemudian menjadi pionir-pionir pergerakan Pantekosta di seluruh Indonesia. Karena kemajuan yang pesat, maka pada tanggal 4 Juni 1924 Pemerintah Hindia Belanda mengakui eksistensi “De Pinkster Gemeente in Nederlansch Indie” sebagai sebuah “Vereeniging” (perkumpulan) yang sah. Dan oleh kuasa Roh Kudus serta semangat pelayanan yang tinggi, maka jemaat-jemaat baru mulai bertumbuh dimana-mana. Tanggal 4 Juni 1937, pemerintah meningkatkan pengakuannya kepada pergerakan Pantekosta menjadi “Kerkgenootschap” (persekutuan gereja) berdasarkan Staatblad 1927 nomor 156 dan 523, dengan Beslit Pemerintah No.33 tanggal 4 Juni 1937 Staadblad nomor 768 nama “pinkster Gemente” berubah menjadi “Pinksterkerk in Nederlansch Indie”. Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1942, nama Belanda itu diubah menjadi “Gereja Pantekosta di Indonesia”. Ketika itu Ketua Badan Pengoeroes Oemoem ( Majelis Pusat) adalah Pdt. H.N Runkat. Selain perkembangan perlu juga dicatat beberapa perpecahan yang kemudian melahirkan gereja-gereja baru dimana para pendirinya berasal dari orang-orang GPdI antara lain : Pdt. Ho Liong Seng (DR.H.L Senduk) pendiri gereja GBI yang bersama Pdt. Van Gessel pada tahun 1950 berpisah dengan GPdI dan mendirikan GBIS, Pdt. Ishak Lew pada tahun 1959 keluar dan mendirikan GPPS, sebelumnya pada tahun 1936 Missionaris R.M. Devin dan R. Busby keluar dan membentuk Assemblies of God, tahun 1946 Pdt. Tan Hok Tjoan berpisah dan membentuk Gereja Isa Almasih dan lain-lain sebagainya. Peranan para pioner pun patut dikenang, sebab karena perjuangan mereka pohon GPdI telah bertumbuh dengan lebat, mereka antara lain : Pdt. H.N. Runkat yang merambah ladang di Pulau Jawa, (Jakarta, Jabar, Jateng, dll), tahun 1929 Pdt. Yulianus Repi dan Pdt. A. Tambuwun disusul oleh Pdt. A. Yokom, Pdt. Lumenta, Pdt. Runtuwailan menggempur Sulawesi Utara, tahun 1939, dari Sulut / Ternante Pdt. E. Lesnussa ke Makasar dan sekitarnya. Tahun 1926 Pdt. Nanlohy menjangkau kepulauan Maluku (Amahasa) yang kemudian disusul oleh Pdt. Yoop Siloey, dll. Tahun 1928 Pdt. S.I.P Lumoindong ke D.I Yogyakarta tahun 1933 Pdt. A.E. Siwi menabur ke pulau Sumatera (Sumsel, Lampung, Sumbar dan kemudian tahun 1939 ke Sumut), tahun 1932 Pdt. RM Soeprapto mulai membantu pelayanan di Blitar kemudian Singosari dsk, tahun 1937 ke Sitiarjo Malang Selatan. Tahun 1935 Pdt. Siloey dkk, merintis pelayanan ke Kupang NTT, tahun 1930 Pdt. De Boer disusul Pdt. E. Pattyradjawane dan A.F Wessel ke Kalimantan Timur. Tahun 1940 Pdt. JMP Batubara menebas ladang Kalimantan Barat (Pontianak), Pdt. Yonathan Itar pelopor Injil Pantekosta di Irian Jaya, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Oleh pengorbanan mereka GPdI bertumbuh dengan pesat. Struktur Organisasi GPdI
Forum Tertinggi dalam forum GPdI ialah Musyawarah Besar yang diadakan 5 tahun sekali. Selain menetapkan Garis Besar Program Kerja (GBPK), Mubes juga berfungsi memilih Pimpinan Tingkat Nasional GPdI yang disebut Majelis Pusat. Majelis Pusat sekarang beranggotakan sebanyak-banyaknya 24 orang yaitu Seorang Ketua Umum, beberapa orang Ketua, Seorang Sekretaris Umum, beberapa orang Sekretaris, seorang Bendahara Umum, beberapa orang Bendahara, dan yang lainnya memimpin departemen-departemen, yaitu : Departemen Penginjilan, Penggembalaan, Pendidikan & Pengajaran, Organisasi, Pertumbuhan Gereja, Diakonia, Pembangunan
Kemudian Majelis Pusat mengangkat pengurus-pengurus wadah tingkat nasional yang disebut Komisi Pusat berjumlah 9 buah yaitu : Pelayanan Anak Pantekosta (PELNAP), Pelayanan Remaja Pantekosta (PELRAP), Pelayanan Pemuda Pantekosta (PELPAP), Pelayanan Wanita Pantekosta (PELWAP), Pelayanan Pria Pantekosta (PELPRIP), Pelayanan Profesi & Usahawan Pantekosta (PELPRUP), Pelayanan Anak Anak Hamba Tuhan (PELAHT), Pelayanan Mahasiswa Pantekosta (PELMAP), Komisi Penginjilan Pantekosta Pusat.
Setelah Mubes diadakan, maka setiap daerah mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) yang tujuannya antara lain memilih pimpinan tingkat daerah yang disebut Majelis Daerah. GPdI kini memiliki 32 Majelis Daerah ,dalam dan luar negeri, sebagai berikut : MD Sumut-NAD, MD Sumbar, MD Riau, MD Kepri, MD Jambi, MD Sumsel, MD Bengkulu, MD Bangka-Belitung, MD Lampung, MD Banten, MD Jakarta, MD Jawa Barat, MD Jawa Tengah, MD Yogyakarta, MD Jawa Timur, MD Bali/NTB, MD NTT, MD Kalbar, MD Kalteng, MD Kaltim, MD Kalsel, MD Sulselbar, MD Sultra, MD Sulteng, MD Sulut, MD Gorontalo, MD Maluku Utara, MD Maluku, MD Papua, MD Australia, MD West Coast USA, MD East Coast USA.
Setelah terpilih maka setiap MD juga menetapkan pengurus wadah-wadah tingkat daerah sesuai kebutuhan yang disebut Komisi Daerah. Selain itu MD juga menetapkan Majelis-Majelis Wilayah sesuai kebutuhan, dan Majelis Wilayah pun akan menetapkan pengurus wadah di tingkat wilayah yang disebut Komisi Wilayah. Setiap Majelis Wilayah membawahi gembala-gembala yang menjadi basis utama pelayanan GPdI, dan setiap gembala mengangkat pengurus wadah tingkat sidang jemaat.
Mekanisme Kependetaan Waktu yang ideal bagi seseorang untuk mencapai gelar Pendeta penuh di GPdI, rata-rata berkisar antara 10 tahun (dihitung sejak mulai fulltime dalam pelayanan). Perjalanan panjang yang harus ditempuh tersebut umumnya sebagai berikut : diawali dengan TC (Training Center) di sebuah pastori minimal 1 tahun, lalu masuk Sekolah Alkitab kelas.1 selama 1 tahun – setelah itu ditempatkan praktek pelayanan sebagai ‘pengerja’ minimal 1 tahun, lalu masuk Sekolah Alkitab kelas.2 selama 1 tahun, lalu mulai merintis sidang baru dengan waktu yang sangat relative minimal 1 tahun lagi. Bila sudah memiliki pelayanan yang stabil dan rutin, akan ditetapkan oleh MD menjadi gembala jemaat dengan gelar Pdp (Pendeta Pembantu), dan bila pelayanannya berkembang 2 tahun kemudian akan memperoleh gelar Pdm (Pendeta Muda). Dan jika Majelis Daerah merekomendasikan lagi, maka 2 tahun kemudian yang bersangkutan dapat dilantik sebagai Pendeta Penuh (Pdt). Statistik Berdasarkan data Mubes 2007 jumlah Sidang Jemaat GPdI sampai dengan saat ini (2007) adalah :12.000 jemaat GPdI di seluruh Indonesia dan luar negeri.
Kronologi Kepemimpinan sejak 1921 – 2007 Maret 1921 – 19 Juni 1923 Injil Pantekosta masuk ke Indonesia, oleh : Missionary Richard van Klaveren & Cornelius E. Groesbeek
19 Maret 1923 : didirikan Vereeninging “DePinkstergemeente in Nederlasch” berkedudukan di Bandung dengan susunan Pengurus :
- Ketua : Pdt. DHW. Weenink Van Loon
- Sekretaris : Pdt. Paulus
- Bendahara : Pdt. G. Droop
Dengan Keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda, tertanggal Cipanas, 4 Juni 1924 No.29 kepada Vereeninging tersebut diberi hak / pengakuan sebagai Badan Hukum
Disamping Pengurus di atas yang bertanggung jawab terhadap pemerintah, maka diadakan suatu Convent Hamba-hamba Tuhan senior, yang terdiri dari :
- Pdt. FG.Van Giseel
- Pdt. Weening Van Loon
- Pdt. F. Van Abkoude
- Pdt. D. Van Klaveren & isterti
- Pdt. H. Horstman
- Pdt. MA. Alt
Tahun 1942 – 1947. dengan pecahnya Perang Dunia ke-2 pimpinan diserahkan kepada putera-putera Indonesia dan pimpinan Gereja disebut Badan Pengoeroes Oemoem (BPO) dengan susunan personalia sebagai berikut : - Pdt. HN Runkat (Ketua) - Jakarta
- Pdt. SIP Lumoindong - Semarang
- Pdt. RM Soeprapto - Malang
- Pdt. R.O Mangindaan - Mojokerto
- Pdt. Liem Bian Hok - Tulungagung
- Pdt. L. Nanlohy - Lumajang
Tahun 1947 – 1949. Dalam Musyawarah Nasional ke-14 di Solo terbentuk BPO sebagai berikut :
- Pdt. HN. Runkat (ketua) - Jakarta
- Pdt. RM. Soeprapto - Malang
- Pdt. SIP. Lumoindong - Semarang
- Pdt. R.O Mangindaan - Mojokerto
- Pdt. J. Syaranamual - Jakarta
Tahun 1949 -1951. Daam Musyawarah Nasional ke 15 di Jakarta BPO menjadi BPU terdiri :
- Pdt. HN. Runkat (ketua) - Jakarta
- Pdt. RM. Soeprapto - Malang
- Pdt. SIP. Lumoindong - Semarang
- Pdt. R.O Mangindaan - Mojokerto
- Pdt. E. Lesnussa - Ujung Pandang
Tahun 1951 – 1953. Dalam Musyawarah Nasional ke 16 di Malang, terbentuk Majelis Agung yang terdiri 24 orang dan Pengurus Hariannya adalah Pengurus Pusat :
- Pdt. HN Runkat (Ketua) - Jakarta
- Pdt. RM Soeprapto - Malang
- Pdt. SIP Lumoindong - Semarang
Tahun 1953-1957. Dalam Musyawarah Nasional ke 17 di Langoan (Sulawesi Utara) Pengurus Pusat terpilih adalah:
- Pdt. HN Runkat (Ketua) - Jakarta
- Pdt. RM Soeprapto - Malang
- Pdt. SIP Lumoindong - Semarang
Tahun 1957-1961. Musyawarah Nasional ke 18 di Malang telah membentuk Pengurus Pusat baru sesudah meninggalnya Pdt. HN. Runkat, dengan susunan sebagai berikut :
-
Ketua : Pdt. E. Lesnussa
-
Wakil Ketua : Pdt. RM. Suprapto
-
Sekjen : Pdt. SIP Lumindong
-
Bendahara : Pdt. Kwee Hok To
-
Komisaris I. : Pdt. WW. Kastanya
-
Komisaris II : Pdt. LA Pandelaki
-
Komisaris III : Pdt. The Kiem Koei
Tahun 1961-1965. Musyawarah Nasional ke 19 di Bandung, menhasilkan susunan Pengurus Pusat :
-
Ketua : Pdt. E. Lesnussa
-
Wakil Ketua : Pdt. RM. Suprapto
-
Sekjen : Pdt. SIP Lumindong
-
Bendahara : Pdt. Kwee Hok To
-
Komisaris I. : Pdt. WW. Kastanya
-
Komisaris II : Pdt. LA Pandelaki
-
Komisaris III : Pdt. The Kiem Koei
Tahun 1965-1969. Musyawarah Besar ke-20 di Yogyakarta telah menetapkan Pengurus Pusat sebagai berikut :
- Komisaris II : Pdt. WW Kastanya
- Ketua : Pdt. E. Lesnussa
- Bendahara : Pdt. H. Kristianto
- Wakil Ketua : Pdt. LA. Pandelaki
- Sekjen : Pdt. RG. Sutrisno
- Komisaris I : Pdt. WH. Bolang
- Komisaris III : Pdt. JMP Batubara
Tahun 1969-1973. Mubes ke.21 di Surabaya memilih pengurus Pusat sebagai berikut :
- Ketua : Pdt. E. Lesnussa
- Wakil Ketua : Pdt. LA. Pandelaki
- Sekjen : Pdt. AH. Mandey
- Bendahara : Pdt. H. Kristianto
- Komisaris I. : Pdt. WH Bolang
- Komisaris II : Pdt. JMP Batubara
- Komisaris III : Pdt. RM. Suprapto
- Penasehat : Pdt. R. Gideon Sutrisno
Pada tanggal 8 November 1969 komposisi Pengurus Pusat berubah setelah meninggalnya Pdt. RM. Soeprapto :
- Ketua : Pdt. E. Lesnussa
- Wakil Ketua : Pdt. LA. Pandelaki
- Sekjen : Pdt. AH. Mandey
- Bendahara : Pdt. H. Kristianto
- Komisaris I. : Pdt. WH. Bolang
- Komisaris II : Pdt. JMP. Batubara
- Komisaris III : Pdt. B. Manoah
- Penasehat : Pdt. R. Gideon Sutrisno
Kemudian tanggal 8 Agustus 1970 dengan meninggalnya Pdt. E. Lesnussa maka terjadi perubahan susuanan Pengurus Pusat :
- Ketua : Pdt. LA. Pandelaki
- Wakil Ketua : Pdt. WH. Bolang
- Sekjen : Pdt. AH. Mandey
- Bendahara : Pdt. H. Kristianto
- Komisaris I. : Pdt. JMP. Batubara
- Komisaris II : Pdt. B. Manoah
- Penasehat : Pdt. R. Gideon Sutrisno
Tanggal 8 Februari 1973 terjadi lagi perubahan susuanan Pengurus Pusat :
-
Ketua : Pdt. WH. Bolang
-
Sekjen : Pdt. AH. Mandey
-
Bendahara : Pdt. H. Kristianto
-
Komisaris I. : Pdt. JMP Batubara
-
Komisaris II. : Pdt. B. Manoah
- Penasehat : Pdt. R. Gideon Sutrisno
Tahun 1973-1976, Mubes ke-22 di Batu menghasilkan Pengurus sebagai berikut :
- Ketua : Pdt. WH. Bolang
- Wakil Ketua : Pdt. Gideon Sutrisno
- Sekjen : Pdt. AH. Mandey
- Bendahara : Pdt. MF. Da Costa
- Komisaris I. : Pdt. JMP. Batubara
- Komisaris II : Pdt. TH. Itaar
- Penasehat : Pdt. S. Sriyoto
Tahun 1976-1980, Mubes ke-23 menghasilkan pengurus sbb :
- Ketua : Pdt. WH. Bolang
- Wakil Ketua : Pdt. Gideon Sutrisno
- Sekjen : Pdt. AH. Mandey
- Bendahara : Pdt. MF. Da Costa
- Komisaris I. : Pdt. JMP. Batubara
- Komisaris II : Pdt. S. Sriyoto
- Penasehat : Pdt. LA. Pandelaki
Tahun 1980-1984, Mubes ke-24 di Jakarta, menghasilkan pengurus sbb :
- Ketua Umum : Pdt. A.H. Mandey
- Ketua I : Pdt. R.G Sutrisno
- Ketua II : Pdt. J.M.P. Batubara
- Sekjen : Pdt. E.N. Soriton
- Wakil Sekjen : Pdt. S. Soriyoto
- Bendahara : Pdt. M.F. Da Costa
Departemen-departemen :
- Kerohanian : Pdt. J. Rompas
- Organisasi : H.E. Karundeng
- Kesejahteraan : Pdt. J.K Siwi
Tahun 1984-1988, Mubes ke-25 di Jakarta, menghasilkan pengurus sbb :
- Ketua Umum : Pdt. A.H. Mandey
- Ketua I : Pdt. J.M.P. Batubara
- Ketua II : Pdt. E.N. Soriton
- Sekretaris Umum : Pdt. J.K. Siwi
- Wakil Sekretaris Umum : Pdt. M.D Wakkary
- Bendahara : Pdt. M.F. Da CostaWakil
- Bendahara : Pdt. H.O.H Awuy
Departemen-departemen :
- Penginjilan : Pdt. D.A. Supit
- Pemb. Warga Jemaat : Pdt. S. Sriyoto
- Pendidikan & Latihan : Pdt. Th. Karuniadjaja
- Organisasi & Komunikasi : Pdt. W.J. Bangguna
Tahun 1988-1991, Mubes ke-26 menghasilkan pengurus sbb :
- Ketua Umum : Pdt. A.H. Mandey
- Ketua I : Pdt. E.N. Soriton
- Ketua II : Pdt. J.M.P Batubara
- Wakil Bendahara : Pdt. J.K Siwi
- Sekretaris Umum : Pdt. M.D. Wakkary
- Wakil Sekretaris Umum : Pdt. H.O.H Awuy
- Bendahara : Pdt. M.F. Da Costa
Departemen-departemen
- Pengembalaan : Pdt. S. Sriyoto
- Penginjilan : Pdt. Y.R. Marey
- Pendidikan : Pdt. TH. Karuniadjaja
- Pel. Warga Jemaat : Pdt. W.J Bangguna
- Organisasi & Humas : Pdt. R.T. Kastanya
- Penatalayanan & Dana : Pdt. M.Ph. Bolang
- Hubungan Luar Negeri : Pdt. D.A. Supit
Tahun 1991-1995, Mubes ke-27 di Batu :
- Ketua Umum : Pdt. A.H. Mandey
- Ketua I : Pdt. E.N. Soriton
- Ketua II : Pdt. M.F. Da Cost
- Sekretaris Umum : Pdt. M.D. Wakkary
- Sekretaris I : Pdt. R.T. Kastanya
-
Sekretaris II : Pdt. Soemaryanti
-
Bendahara Umum : Pdt. Y.K Siwi
-
Bendahara I : Pdt. H.O.H Awuy
-
Dep. Pengembalaan : Pdt. D.A. Supit
-
Dep. Penginjilan : Pdt. M.Ph. Bolang
-
Dep. Pel. Warga Jemaat : Pdt. W.J. Banggunan
-
Dep. Organisasi & Hub. K : Pdt. John Rompas
-
Dep. Diakonia Pemb. : Pdt. E. Kurniawan
-
Dep. Pendidikan & Lat : Pdt. Th. Karuniajaya
-
Dep. Literatur & Media M : Pdt. J.F. Lontoh
-
Dep. Luar Negeri : Pdt. M.D. Wakkary
Tahun 1993: Dengan dipanggil pulangnya Pdt. E.N. Soriton ke Rumah Bapa di Surga maka komposisi Majelis Pusat mengalami perubahan sbb:
- Ketua Umum : Pdt. A.H. Mandey
- Ketua I : Pdt. DR. M.D. Wakkary
- Ketua II : Pdt. M.F. Da Costa
- Sekretaris Umum : Pdt. R. Tim. Kastanya
- Sekretaris I : Pdt. Soemaryanto
- Bendahara Umum : Pdt. Y.K. Siwi
- Bendahara I : Pdt. H.O.H. Awuy
Susunan departeman tetap sama tidak ada perubahan.
Tahun 1995-2000, Mubes ke-28 di Batu:
- Ketua Umum : Pdt. A.H. Mandey
- Ketua I : Pdt. DR. M.D. Wakkary
- Ketua II : Pdt. M.F. Da Costa
- Sekretaris Umum : Pdt. R.Tim Kastanya
- Sekretaris I : Pdt. Soemaryanto
- Sekretaris II : Pdt. DR. W.D. Saerang
- Bendahara Umum : Pdt. Y.K. Siwi
- Bendahara I : Pdt. H.O.H Awuy
Departemen-departemen :
- Dep. Pengembalaan & PG : Pdt. DR. D.A. Supit
- Dep. Penginjilan & PM : Pdt. C.C.E. Rombot
- Dep. Pendidikan & Latihan : Pdt. DR. L. Lapian
- Dep. Pel. Warga Jemaat : Pdt. DR. W.J. Bangguna
- Dep. Hub. Luar & Kelembagaan : Pdt. DR. F. Patiradjawane
- Dep. Diakonia & Pemb. : Pdt. E. Kurniawan
- Dep. Media & Liberatur : Pdt. D. Roemokoij M.Min
- Dep. Urs. Peranan Wanita : Pdt. Ibu M.M Mandey
- Dep. Urs. Kepemudaan : Pdt. H. Runtukahu
Tahun 2000-2004, Mubes ke-29 tahun 2000 di Istora Senayan Jakarta :
- Ketua Umum : Pdt. A.H. Mandey
- Ketua : Pdt. DR. M.D. Wakkary
- Ketua : Pdt. H.O.H. Awuy
- Ketua : Pdt. Y.K. Siwi
- Ketua : Pdt. R. Tim Kastanya
- Sekretaris Umum : Pdt. DR. W.D. Saerang
- Sekretaris : Pdt. Soemaryanto
- Sekretaris : Pdt. DR. F. Patiradjawane
- Sekretaris : Pdt. F. Assa
- Bendahara Umum : Pdt. DR. John Weol
- Bendahara : Pdt. E. Kurniawan
- Bendahara : Pdt. Dolfy Memah
Departemen-departemen :
- Dep. Penginjilan : Pdt. M.Ph. Bolang
- Dep. Pengembalaan : Pdt. Victor Malino
- Dep. Pend & Pengajaran : Pdt. DR. L. Lapian
- Dep. Pengorganisasian : Pdt. John Rompas
- Dep. Diakonia, Sosial & Pemb. : Pdt. Yusak Setioputro
- Dep. Pelayanan Wanita : Pdt. Ibu. M.M. Mandey
- Dep. Pelayanan Anak-anak : Pdt. Thoms Dato
- Dep. Pelayanan Pemuda : Pdt. Hendrik Runtukahu
- Dep. Pelayanan Kaum Pria : Pdt. DR. W.J. Bangguna
- Dep. Pengembangan Jemaat & LN : Pdt. DR. D.A. Supit
- Dep. Hubungan External : Pdt. Yesayas Tobing
- Dep. Liberatur & Media Massa : Pdt. D. Roemokoij, M.Mi
Tahun 2003-2007, Mubes ke-30 di Bali :
- Ketua Umum : Pdt. A.H. Mandey
- Ketua I : Pdt. DR. M.D. Wakkary
- Ketua II : Pdt. DR. Jhonny Weol
- Sekretaris Umum : Pdt. DR. W.D. Saerang
- Sekretaris I : Pdt. DR. F. Pattirajawane
- Sekretaris II : Pdt. H.S. Gultom
- Bendahara : Pdt. Hendrik Runtukahu
- Bendahara I : Pdt. D.G. Memah
- Bendahara II : Pdt. Thomas Dato
Departemen-departemen :
- Dep. Pengembalaan & PWJ : Pdt. R.T. Kastanya
- Dep. Pengembalaan & PWJ : Pdt. Y.K. Siwi
- Dep. Pengembalaan & PWJ : Pdt. Frans Z. Assa
- Dep. Penginjilan, PG & PLB : Pdt. M.PH. Bolang
- Dep. Penginjilan, PG & PLB : Pdt. DA. Supit
- Dep. Penginjilan, PG & PLB : Pdt. DR. J.O. Wotulo
- Dep. Pengajaran & Pendidikan : Pdt. DR. Lefran Lapian
- Dep. Pengajaran & Pendidikan : Pdt. J.S. Minandar
- Dep. Pengajaran & Pendidikan : Pdt. Drs Max Turangan
- Dep. Diakonia Kesejahteraan & PM : Pdt. E. Kurniawan
- Dep. Diakonia Kesejahteraan & PM : Pdt. Arnold R. Bolung
- Dep. Diakonia Kesejahteraan & PM : Pdt. Johanes E. Bale
|